dekatkan aku padaMU

Apa arti hidup yg telah engkau berikan.

Ketika detik demi detik hanya sia2 untuk berputar menjadi menit.
Saat dimana arti hati musnah dari tujuan yg telah engkau ciptakan

Rasa cinta padaMU larut bagai hujan yg tak berujung
Bukit hitam telah menjadi gunung.

Keberadaanku tak sepatutnya KAU ciptakan

Diriku hanya merasa sesal
Tak mencari jawaban yg ada didekat mata hatiku ini

Kenapa aku ini bodoh tak menyadari ENGKAU lah jawaban ini semua.

TUHAN aku sadar aku tak berdaya tanpaMU TUHAN
Tak ada yg bisa membantu ku selain ENGKAU TUHAN

Aku rindu denganMU TUHAN

Izinkan AKU dekat padaMU TUHAN
Izinkan aku mengangkat kedua tanganku,ruku',dan sujudku hanya untukMU TUHAN.

Aku ingin selalu dekat denganMU TUHAN
Bantulah aku tuk berada dijalanMU TUHAN

Aku akhirnya memahami musibah2 n kegagalan2 adalah rasa sayangMU pada hambaMU tuk selalu dekat dan ingat padaMU TUHAN

Penyebab Indonesia Dijajah Belanda Karena Sebuah Buku

Tahukah Anda bahwa karena sebuah bukulah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad? Buku tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, yang ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595. Inilah kisahnya:


Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara.
Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah. Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun.
Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya.
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru kini disebut Benua Amerika kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis.
Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri.
Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan.
Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini.
Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap.
Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara.
Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah,“Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis.
Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.
Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya.
Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk.
Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur.
Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.

10 Hewan Paling Terancam Punah di Dunia

Manusia merupakan biang keladi atas kepunahan hewan yang ada di dunia. Setidaknya ada lebih dari 500 spesies hewan yang punah akibat ulah manusia. Punahnya hewan terbesar terjadi pada abad ini.Sekarang ini ada sekitar 5.000 hewan langka dan paling tidak satu spesies mati setiap tahun. Jumlah sedang berkembang pesat, beberapa spesies menjadi terancam tanpa sebagian besar dari kita bahkan tahu itu. Nilai mereka ucapkan adalah penting, karena mereka bertanggung jawab untuk berbagai obat-obatan yang bermanfaat. Langkah pertama untuk menyelamatkan hewan adalah untuk belajar sebanyak mungkin tentang mereka. Jadi di sini adalah melihat beberapa spesies yang paling terancam hewan di seluruh dunia:
1. Kelelawar Tapal Kuda

Ada empat belas jenis kelelawar di Britania dan semua dari mereka terancam. Kelelawar tapal kuda yang lebih besar adalah salah satu yang paling langka. Saat ini ada 35 diakui bersalin dan semua-tahun hibernasi roosts dan 369 situs. Estimasi saat ini berkisar antara 4.000 dan 6.600 individu. Mereka juga menderita dari penggunaan insektisida (zat kimia beracun disemprotkan pada tanaman untuk membunuh serangga berbahaya) yang telah merampas serangga yang menjadi sumber utama makanan mereka.
2. Harimau Siberia

Sangat langka dan mungkin ada kurang dari 200 di alam bebas, mungkin semua dalam cagar alam khusus. Diburu para pemburu gelap karena dapat memberi makan keluarganya selama satu tahun dari hasil hanya membunuh satu harimau.
3. Penyu Tempayan

Penyu pernah intensif diburu untuk daging dan telur, namun lemak juga digunakan dalam industri kosmetik. Banyak dari hewan ini mati setiap tahun tertangkap dalam jaring ikan dari crabfishers. Di Turki, hotel telah dibangun tepat pada situs peternakan.
4. Elang Ekor Ikan Putih

Sebelum manusia bereksperimen dengan penggunaan feromon, burung buas spektakuler jauh lebih banyak daripada sekarang ini. Mereka juga telah diburu oleh para gembala dan gamekeepers yang menganggap mereka sebagai ancaman bagi mereka domba atau burung. Intens dengan tindakan konservasi, populasi di Eropa Timur pulih, rencana pemulihan bertujuan untuk menjajah beberapa daerah peternakan tradisional di Eropa.
5. Bebek Mandarin

Jenis Hewan ini dapat dilihat Britania Raya, namun rumah asli di Asia Timur, di Rusia, Cina, Korea dan mandarin duck Japa. Japa. Status penduduk di seluruh dunia tidak diketahui, penduduk Asia saat ini berada di tempat di bawah 20.000. Kepunahan burung indah ini disebabkan terutama penebang kayu, pemburu dan pemburu liar. Dikenal predator termasuk cerpelai, rakun anjing, berang-berang, polecats, elang burung hantu dan ular rumput.
6. Monyet Ekor Singa

Hewan ini hidup di beberapa daerah di Karnataka, Kerala dan Tamil Nadu. Saat ini,hutan tropis, yang merupakan habitat alami monyet ini, telah dibersihkan dan digantikan dengan perkebunan teh dan kopi.Sebagaimana dengan begitu banyak mamalia, saat ini ancaman utama di alam bebas penghancuran habitat mereka. Pemburu liar juga seringkali menangkapi bayi kera, dan membunuh orang tua mereka dalam proses perburuannya, untuk kemudian diekspor ke kolektor ilegal. Mereka dianggap sebagai monyet yang paling terancam, dengan hanya 400 ekor yang tersisa di alam liar. Mereka diburu untuk daging dan bulu.
7. Jackass Penguin

Merupakan satu2nya jenis burung penguin yang ada di Afrika Selatan ditemukan di Afrika. Karena mereka hidup begitu jauh di utara, dan di daerah yang relatif dapat diakses, penguin Afrika telah rentan terhadap pembinasaan manusia. Mengingat penurunan pasokan makanan, stempel sekarang mangsa di penguin sebagai gantinya. Polusi minyak juga mengancam mereka, seperti halnya pengambilan telur untuk makanan mereka.
8. Gorilla Gunung

Gorilla Gunung
The Virunga kawasan gunung berapi di bagian timur Zaire, Rwanda dan Uganda adalah satu-satunya rumah dari gorila gunung yang sangat terancam punah. Mereka sering dibunuh oleh perangkap dan jerat dimaksudkan untuk binatang lain, wajah kehilangan habitat dan sangat rentan terhadap banyak penyakit yang sama sebagai manusia. Tergantung pada hutan lebat untuk bertahan hidup dan ini terus ditebang untuk membuat jalan bagi pertumbuhan tanaman dan ternak yang sedang merumput. Manusia dan gorila adalah 98% identik secara genetis sehingga mereka juga terkena penyakit manusia. Ini adalah yang paling terancam dari subspesies gorila, hanya sekitar 700 gorila gunung tetap di alam bebas.
9. Numbat

Mereka mendiami hutan di sisi Barat Australia, ini adalah satu-satunya negara di mana mereka dapat ditemukan di alam liar. Numbat sekarang telah punah di seluruh banyak dari jangkauan. Itu bertahan di alam liar hanya dalam area kecil di sudut barat daya Australia. Ketika manusia memperkenalkan binatang pemangsa baru seperti kucing, anjing dan rubah, binatang ini makan banyak numbats. Jumlah mereka masih menurun karena banyak daerah yang merupakan habitat mereka ditebang untuk pertanian dan pertambangan.
10. Black footed Ferret

Ini adalah salah satu mamalia yang paling terancam di Amerika Utara, binatang di pinggir Black Footer Ferret extinction in the wild. punah di alam liar. Hilangnya habitat merupakan alasan utama hitam-footed ferrets tetap dekat ambang kepunahan. Anjing padang rumput yang tersisa koloni kecil dan terfragmentasi, dipisahkan oleh cropland besar dan luas dari pembangunan manusia. Pada tahun 2010, ahli biologi berharap mendapatkan ferrets 1500 didirikan di alam bebas, dengan tidak kurang dari 30 pembiakan populasi orang dewasa di masing-masing.
Mari kita lestarikan lingkungan, agar generasi yang akan datang dapat melihat hewan-hewan tersebut.

Gunung Toba Pemusnah Manusia?????

Toba menyemburkan 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir dan menurunkan suhu Bumi.
Letusan Gunung Toba yang melontarkan jutaan metrik ton debu volkanik, sulfur, dan partikel-partikel lain ke atmosfir pada 74 ribu tahun yang lalu disebut-sebut menyebabkan penggelapan langit, penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan sebagian besar umat manusia.

Ternyata, dari penelitian terbaru, efek cuaca yang disebabkan letusan Toba lebih ringan dan reda relatif lebih cepat dibanding perkiraan yang dibuat oleh pada arkeolog dan klimatolog sebelumnya. Manusia yang mengalami bencana letusan Toba itu diperkirakan berhasil melewatinya dengan selamat.

Meski dari sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa letusan Toba yang kini meninggalkan danau volkanik terbesar di dunia itu menggelapkan dan membekukan dunia, menggunakan data letusan gunung Pinatubo, Filipina tahun 1991, Stephen Self, volkanologis dari Open University, Milton Keynes, Inggris dan Michael Rampino, paleobiologis dari New York University, menyatakan bahwa efek pendinginan suhu akibat letusan Toba hanya mencapai 3 sampai 5 derajat saja.

Berdasarkan data yang didapat dari situs arkeologi di India, tim antropolog University of Oxford, Inggris, yang dipimpin oleh Michael Petraglia menyebutkan bahwa manusia yang tinggal tidak jauh dari zona letusan justru malah berhasil melewati bencana tersebut dengan mudah.

Untuk mencari titik terang, tim peneliti yang dipimpin oleh Claudia Timmreck, dari Max-Planck Institute for Meteorology di Hamburg, Jerman membuat pemodelan yang mampu menggambarkan lebih realistis (meski metode ini juga memiliki beberapa kekurangan) apa yang terjadi saat Toba meletus.

Peneliti fokus ke bagaimana partikel sulfate aerosol yang terbentuk di stratosfir akibat letusan sulfur dioksida yang mengandung gas mendinginkan atmosfir dengan cara memantulkan sinar matahari. Dari data yang didapat, dan disesuaikan dengan asumsi yang sudah dibuat sebelumnya, diketahui bahwa Toba mengirimkan sekitar 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir. Angka ini 100 kali lebih banyak dibanding setoran gunung Pinatubo ke atmosfir.
Dari simulasi juga diketahui bahwa dampak Toba memang hanya menurunkan suhu sebanyak 3 sampai 5 derajat Celcius di seluruh dunia. Akan tetapi, konsentrasi sulfur tidaklah padat dan segera hilang dari stratosfir selama 2 sampai 3 tahun saja. Perubahan temperatur secara ekstrim yang terjadi di Afrika dan India hanya berlangsung selama 1 sampai 2 tahun. Di kawasan ini, di tahun pertama suhu turun 10 derajat dan 5 derajat di tahun kedua.

Menurut Timmreck, seperti dikutip dari ScienceMag, 25 November 2010, Toba juga tidak memusnahkan flora dan fauna. Namun Timmreck mengakui, kehidupan di masa-masa tersebut memang sulit.

Michael Petraglia berpendapat, Toba memang bukanlah penyebab utama anjloknya jumlah populasi manusia di era tersebut. Akan tetapi Toba membuat situasi menjadi makin parah. Langkah selanjutnya, kata Petraglia, peneliti masih harus melanjutkan hasil temuan simulasi tersebut dengan observasi langsung di kawasan sekitar Toba untuk mengetahui secara lebih akurat dampak lingkungan yang terjadi.

2010, Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

VIVAnews - Tahun meteorologi 2010, yang berakhir pada 30 November merupakan tahun terpanas sepanjang 130 tahun catatan NASA. Di tahun ini, NASA mencatat, rata-rata temperatur global baik darat ataupun laut selama 12 bulan terakhir yang dimulai pada Desember 2009 mencapai 14,64 derajat Celcius.

Angka itu 0,65 derajat Celcius lebih panas dibanding rata-rata temperatur global antara tahun 1951 dan 1980, periode yang umum digunakan oleh ilmuwan sebagai basis perbandingan.

Tahun meteorologi 2010 juga sedikit lebih panas dibanding tahun terpanas sebelumnya yakni tahun 2005 di mana temperatur dunia secara rata-rata mencapai 14,53 derajat Celcius.

Pada tahun 2010, temperatur di seluruh kawasan tanah juga merupakan yang terpanas. Sepanjang Desember 2009 sampai November 2010, peralatan pengukur mencatat suhu rata-rata mencapai 14,85 derajat Celcius. Jika dikombinasikan dengan temperatur samudera yang juga di atas rata-rata, suhu global mencapai 14,65 derajat Celcius.

Bulan November umumnya merupakan periode dingin ke sejumlah kawasan di Eropa. Akan tetapi, menurut data Goddard Institute for Space Studies NASA di New York, November lalu merupakan November terpanas dibanding periode 1951 sampai 1980. Kenaikan suhu mencapai 0,96 derajat Celcius.

“Faktor pemicu utama peningkatan suhu adalah Arktika, pada November, temperatur di kawasan kutub utara itu 10 derajat Celcius di atas normal,” kata James Hansen, klimatolog NASA dan Director Goddard Institute, seperti dikutip dari keterangannya, 12 Desember 2010.

Di bulan itu, kata Hansen, es di lautan kutub utara tidak ada. Padahal umumnya, perairan tersebut dipenuhi oleh bongkahan es.

“Perairan yang tidak dipenuhi es menyerap lebih banyak radiasi matahari dibanding perairan yang diliputi oleh es yang mampu memantulkan kembali sebagian radiasi ke ruang angkasa,” ucapnya.

Kenaikan suhu rata-rata global itu juga terjadi meski ada pemunculan La Nina, sebuah fenomena alam di kawasan samudera Pasifik yang memicu penurunan temperatur di permukaan samudera itu dan mempengaruhi rata-rata suhu global.

Sajak alam

Begitu indahnya kehangatan dan keakraban alam
Pohon dan rumput menyambutku dengan tarian..
Aspal dan kerikil-kerikil kecil tersenyum melihatku datang…
Sentuhan hangat sang mentari,

Desahan genit sang angin yang bersiul menggoda
Tatapan sang Bulan dan Bintang yang ramah menemani

Tuhan betapa Indahnya semua ini,
Izinkan aku bercekrama dengan mereka dibawa...

Mengapa Begitu Banyak Bencana Alam Terjadi di Indonesia?

Beberapa tahun belakangan, Indonesia memang sedang diguncang berbagai bencana alam hampir di seantero negeri, mulai dari tsunami, banjir, tanah longsor, gempa, gunung meletus, dan masih banyak lagi. Beragam teori diajukan untuk dijadikan penyebab lahirnya bencana tersebut, mulai dari penggundulan hutan, penyalahgunaan lahan, sampai global warming.

Charles Cohen dan Eric Werker dari Harvard Business School menulis sebuah paper menarik berjudul The Political Economy of “Natural” Disasters. Mereka berpendapat bahwa bencana alam cenderung terjadi lebih sering dan beragam pada negara miskin yang dikelola dengan sistem politik yang buruk. Sejauh mana intervensi politik yang terjadi ternyata juga memengaruhi intensitas bencana alam tersebut.

Pemerintah, menurut Cohen dan Werker, dapat melakukan distribusi kekuatan politik melalui pembelanjaan untuk menangani bencana alam. Pemerintah yang tak punya pendanaan bagus akan terkena racket effect, yaitu secara sengaja memanipulasi populasi korban untuk menarik (dan juga mencuri) bantuan dari luar. Yang menarik, lembaga donor internasional juga sudah “biasa” memberi toleransi atas susutnya bantuan tersebut. Hal ini memicu desperation effect, di mana pemerintahan yang korup punya kemampuan lebih untuk menggandakan “penyusutan” tersebut.

Secara umum, pemerintah dapat menangani atau mencegah bencana alam dengan menggunakan sumber anggaran yang dialokasikan khusus maupun dari sumber pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk keperluan lain—-plus sumber-sumber eksternal. Cohen dan Werker ternyata menemukan adanya bias dalam pembelanjaan dana yang bersumber dari anggaran sendiri dibandingkan dari anggaran lain. Semakin banyak pemerintah menggunakan dana dari anggaran sendiri dan tidak mengambil dana dari sumber lain, bencana alam yang terjadi lebih sedikit.

Cohen dan Werker mencontohkan Libya di bawah Muammar Al Qadhafi sejak tahun 1969 hanya mengalami satu bencana alam yang membawa kerugian $42 juta namun tidak menewaskan satu korban pun. Sementara itu Aljazair mengalami 58 bencana alam yang menewaskan hampir 7 ribu jiwa dengan kerugian $10,6 milyar. Mereka juga mencontohkan rezim Apartheid di Afrika Selatan yang menelan korban 1,2 juta jiwa antara tahun 1962 hingga 1989. Namun setelah rezim tumbang, antara tahun 1990 hingga 2002 korban yang timbul “hanya” 95 ribu jiwa. Artinya, penghapusan kasta dan sistem politik yang lebih baik ternyata mengurangi kematian hingga 90%.

Sejak tahun 1900, bencana alam telah menewaskan lebih dari 62 juta orang. Sekitar 85% di antaranya terjadi antara tahun 1900 dan 1950—-dipicu juga oleh peperangan, wabah penyakit, maupun kelaparan. Namun sejak tahun 1990 terjadi peningkatan dimana lebih dari 1 juta orang meninggal dalam bencana alam. Pada tahun 2005, Palang Merah Internasional mencatat negara-negara yang mengalami banyak bencana alam antara lain Kosta Rika, El Savador, Guatemala, India, Meksiko, Nikaragua, Pakistan, Paraguay, Republik Afrika Tengah, Romania, Sudan, dan tentu saja, Indonesia.

Tapi ternyata, fenomena ini sudah tertulis sejak lama dalam Al Qur’an. Secara lebih luas dan gamblang dituliskan dalam QS An-Nisaa 79 bahwa, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Artinya, hal-hal yang tidak “enak” yang kita rasakan—-termasuk di antaranya bencana alam—-tak lain adalah disebabkan oleh diri kita sendiri. Kalau di Indonesia terjadi begitu banyak bencana, kemungkinan memang disebabkan oleh orang Indonesia itu sendiri.

Kalau boleh berpendapat, barangkali bencana ini “lumrah.” Situasi politik dan sosial di Indonesia memang sedang carut marut. Tiap hari kita menyaksikan pemilihan kepala daerah yang saling rebutan kekuasaan. Tiap hari selalu ada berita pencurian, perampokan, sampai korupsi kelas kakap. Kita juga lazim menyimak seorang ayah yang tega memerkosa putrinya sendiri. Sementara itu di jalanan, orang saling serodok seenak perutnya. Tawuran massal dan demo yang menjurus pada aksi anarkis juga sering kita jumpai. Orang saling hujat dan menjelek-jelekkan satu sama lain sudah jadi hal yang biasa.

7 Fenomena Alam Paling Keren di Dunia

Petir Abadi di Venezuela

Petir Catatumbo yang misterius adalah sebuah fenomena alam yang unik di dunia. Terletak di muara sungai Catatumbo di Danau Maracaibo. Fenomena ini berupa awan petir yang membentuk sebuah "garis" kilat sepanjang 5 kilometer, setiap 140 - 160 malam dalam setahun, selama 10 jam tiap malam, dan lebih dari 280 kali dalam 1 jam itu. Ini hampir bisa disebut 'badai permanen'. Petir ini mempunyai intensitas 400.000 ampere dan terlihat hingga 400 km jauhnya. Menurut penelitian, petir ini terjadi karena tumbukan angin yang berasal dari Pegunungan Andes. Petir ini juga dijadikan sebagai navigasi oleh para pelaut.

Hujan Ikan di Honduras

The Rain of Fishes (Hujan ikan) ada diceritakan dalam Cerita Rakyat Honduras. Namun, juga terjadi secara nyata di Departamento de Yoro, antara bulan Mei dan Juli. Saksi mengatakan bahwa fenomena ini dimulai dengan awan gelap di langit, diikuti dengan kilat, guntur, angin kencang dan hujan lebat selama 2 - 3 jam. Setelah hujan berhenti, ratusan ikan ditemukan hidup di tanah. Orang mengambil ikan - ikan ini dan memasaknya. Sejak 1998, Festival Hujan Ikan dirayakan setiap tahun di kota Yoro.

Kambing yang Memanjat di Maroko

Kambing yang memanjat pohon, hanya dapat ditemukan di Maroko. Kambing ini memanjat pohon karena ingin memakan buah dari Pohon Argan, yang mirip dengan Buah Zaitun. (sori ga ada keterangan lebih lanjut)

Hujan Merah di Kerala

Dari 25 Juli sampai 23 September 2001, hujan merah turun di selatan India, Propinsi Kerala. Tidak hanya merah, hujan warna kuning, hijau dan hitam juga dilaporkan terjadi. Pemerintah India menemukan bahwa hujan ini telah "diwarnai" oleh spora dari alga, yang tersebar di udara. Kemudian, awal tahun 2006, Kerala pun menjadi perhatian dunia.

Ombak Terpanjang di Brazil

Dua kali dalam setahun, antara Februari dan Maret, air Samudera Atlantik bertumpuk di Sungai Amazon, menciptakan gelombang ombak terpanjang di dunia. Fenomena ini disebabkan oleh arus Samudera Atantik yang memenuhi muara sungai, sehingga menghasilkan ombak setinggi 12 kaki yang dapat berlangsung hingga lebih dari setengah jam.

Matahari Hitam di Denmark

Selama musim semi di Denmark, sekitar satu setengah jam sebelum senja, lebih dari 1 juta Sturnus Vulgaris (sejenis burung) berkumpul dari seluruh pelosok untuk bergabung dan membentuk suatu kumpulan yang luar biasa besar di udara. Hinnga membuat langit menjadi terasa gelap. Fenomena ini disebut Black Sun, dan dapat disaksikan di awal musim semi di barat Denmark.

Pelangi Api di Idaho

Femonena atmosfer yang dikenal dengan circumhorizon arc atau Fire Rainbow (pelangi api), akan muncul ketika matahari berada tinggi (lebih dari 58 derajat diatas horizon). Cahaya matahari menembus lurus dan menyinari awan cirrus, sehingga menghasilkan semacam lempengan kristal segi enam dan membentuk efek prisma. Sehingga terlihat pelangi yang berbentuk seperti api.

DIMANA SEBENARNYA GUNUNG TERTINGGI DI DUNIA?

everestGUNUNG apa yang tertinggi di dunia? Mount Everest di Pegunungan Himalaya , Tibet? Berapa ketinggiannya? 8.850 mdpl, (nah apa maksud mdpl?, silakan baca disini). Tapi ada juga yang bilang gunung di Hawaii lah yang tertinggi, atau bahkan sebuah kelompok pegunungan di Equador, Amerika Latin sebagai gunung tertinggi. Yang benar yang mana nih?
Tertinggi disini ternyata memiliki berbagai versi, tergantung dari “titik” mana pengukuran dimulai? Apakah dari permukaan laut? , dari ”kaki” gunung yang mungkin berada di bawah lautan? Atau dari ”pusat bumi”?
6a00d83420a76e53ef00e54f8870b48834-800wiJika diukur dari permukaan laut, Mount Everest yang memiliki ketinggian 8.850 m tentu unggul dibandingkan dengan gunung-gunung lain, seperti Gunung Mauna Loa di Hawaii ( 4.169 m) dan juga Gunung Chimborazo di Equador (6.268 m). Eh iya, khusus Mount Everest, gunung ini masih ”tumbuh” terus menerus, paling banyak 1 cm tiap tahunnya, hal ini karena ”desakan” lempeng bumi India kepada lempeng Asia.
Sementara jika ”ketinggian” diukur dari dasar ”kaki” gunung, maka Gunung Mauna Loa lah yang menang.
earth_rotationAkibat dari perputaran bumi, bentuk bumi kita tidaklah bulat seperti bola, namun ”agak menonjol keluar” di bagian khatulistiwa (disebut juga ellipsoid), seolah pada bagian itulah semua partikel bumi “terlempar” keluar. Jika kamu ukur garis tengah “lingkaran” yang menghubungkan kutub utara dan selatan, lalu dibandingan dengan garis tengah “sabuk” khatulistiwa, maka garis tengah alias diameter pada “lintang” khatulistiwa lebih besar 21 km dibandingkan diameter lingkaran “bujur” tersebut.
eruption_equator1dDan itu berarti jika kamu tarik garis dari “pusat” bola bumi kamu ke “permukaan” bumi di garis khatulistiwa, tentu akan lebih panjang dibandingkan garis yang kamu tarik sama-sama dari “pusat” bola  bumi ke arah permukaan bumi lainnya (misalnya di kutub utara). Dan itu berarti pula, bahwa kamu yang berada di “permukaan” disekitar garis khatulistiwa, tentu lebih ”menjulang” daripada tempat lain di muka bumi.
ChimborazoKembali ke persoalan gunung tertinggi dunia, Mount Everest berada di “belahan” utara bumi (yaitu pada 270 59’ Lintang Utara) sementara gunung Chimborazo, berada sedikit di sebelah selatan sekitar “tonjolan” di khatulistiwa ( yaitu pada 010 28’ Lintang Selatan). Apa garis lintang itu, baca disini.

Nah dengan situasi demikian, tentu gunung Chimborazo lebih “menjulang” jika dihitung dari pusat bumi dibandingkan dengan Mount Everest. Puncak Gunung Chimborazo terletak lebih “tinggi” 2.150 m dari puncak Mount Everest, yang menyebabkan kamu yang berada di puncak Chimborazo lebih dekat untuk “menggapai bulan”.

Dua belas gunung tertinggi di dunia


Everest 8.848 m
Gunung yang tertinggi didunia dengan ketinggian 8.848m dari permukaan laut, di Nepal dikenal dengan nama Sagarmatha dan sedangkan di Tibet dikenal dengan sebutan Chomolungma. Gunung ini terbentang di pegunungan Himalaya Nepal dan Tibet (27º 59’ LU dan 86º 55’ BT). Pertama kali didaki oleh sebuah ekpedisi dari Inggris yang di pimpin oleh Edmud Hillary dan Tenzin Norgay pada tanggal 29 May 1953. Gunung ini mempunyai dua jalur utama pendakian yaitu sisi selatan dari Nepal dan sisi Utara dari Tibet, masih ada 13 jalur lainnya yang semuanya menuntun pendaki menuju puncak.

K2 (Godwin Austen) 8.611 m
Gunung kedua tertinggi di dunia berdiri dengan ketinggian 8.611m dari permukaan laut, gunung ini juga dikenal dengan nama Chogori, yang terbentang di pegunungan Karakoram di Pakistan hingga Cina (35º 53’ LU dan 76º 31’ BT). Pertama kali didaki puncaknya oleh tim ekspedisi dari Italy yang di pimpin oleh A. Campagnoni dan L. Lacedelli pada tanggal 31 July 1954, gunung ini merupakan yang tersulit dan juga mungkin yang terindah diantara puncak yang berketinggian 8000-an.

Kanchenjungha 8.586 m
Ini adalah gunung ketiga tertinggi di dunia, mempunyai ketinggian 8.586 m dari permukan laut. Dikenal juga dengan nama Kanchenfenga, berada di pegunungan Himalaya di segitiga Nepal – Sikkim – Tibet. (27º 42’ LU dan 88º 09’ BT). Pertama kali didaki puncaknya oleh ekpedisi Inggris yang di pimpin oleh G. Band dan J. Brown pada tanggal 25 May 1955. Gunung ini menawarkan 4 rute pendakian yang berbeda dan semuanya menuntun pendaki ke puncak utama.

Lhotse 8.516 m
Gunung ini berada di urutan ke empat sebagai gunung tertinggi didunia, dengan ketinggian 8.516 m dari permukaan laut, terbentang di Mahalangur Himal yang merupakan bagian dari pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet (27º 58’ LU dan 86º 56’ BT). Pertama kali didaki puncaknya oleh tim ekspedisi Swiss yang di pimpin oleh Luchsinger dan E. Reiss pada tanggal 18 may 1956, dan gunung ini disebut juga sebagai satelitnya gunung Everest karena letaknya yang berdempetan.

Makalu 8.463 m
Gunung kelima tertinggi didunia dengan ketinggian 8.463 m dari permukaan laut, dan juga berada di Mahalangur Himal di pegunungan Himalaya sektor Nepal dan Tibet (27º 53’ LU dan 87º 05’ BT) . Tim ekspedisi yang pertama kali mencapai puncak ini adalah tim dari Perancis yang di pimpin oleh J. Couzy dan L. Terray, gunung ini menawarkan lima rute pendakian yang berbeda yang equal dengan jumlah yang sama dari variasi dan kemungkinannya. Semua rute itu menuntun pendaki sampai di puncaknya. Makalu yang menurut literature berarti Si Hitam Besar.

Cho Oyu 8.201 m
Dengan ketinggian 8.201 m dari permukaan laut menempatkan Cho Oyu sebagai gunung ke enam tertinggi didunia. Gunung ini juga berada di  Mahalangur Himal di pegunungan Himalaya (28º 06’ LU dan 86º 40’ BT). Didaki pertama kali pada tanggal 19 October 1954 oleh sebuah ekpedisi dari Austria yang dipimpin oleh H. Tichy, S. Jochler dan dipandu oleh Sherpa Pasang Dawa Lama. Gunung ini mempunyai empat buah rute pendakian yang berbeda dengan beberapa variasi kemungkinan yang berbedam gunung ini sering dikatagorikan sebagai guunung yang lebih mudah didaki jika dibandingkan dengan gunung diatas ketinggian 8000 m lainnya.

Dhaulagiri 8.167 m
Gunung ketujuh tertinggi didunia ini mempunyai ketinggian 8.167 m dari permukaan laut membentang di pegunungan Himalaya sektor Nepal dan Tibet (28º 42’ LU dan 83º 30’ BT) Pertama kali didaki oleh ekpedisi dari Swiss yang dipimpin oleh K. Diemberger, A. Schelbert dan dipandu oleh sherpa Nawang Dorje pada tanggal 13 May 1960. Ada banyak sekali rute pendakian yang ditawarkan gunung ini yang equal dengan jumlah variasi dan kemungkinannya, semua rute itu menuntun pendaki hingga ke puncak "Gunung Putih" begitu menurut literatur arti dari Dhaulagiti.

Manaslu 8.163 m
Gunung ini adalah gunung ke delapan tertinggi didunia dengan ketinggian 8.163 m dari permukaan laut yang berada di pegunungan Himalaya Nepal (28º 06’ LU dan 86º 40’ BT) didaki pertama kali pada tanggal 09 may 1956 oleh sebuah ekepedisi Jepang yang di pimpin oleh T. Imanishi dan Gyalsen Norbu. "Gunung Suci" demikian menurut literature arti dari Manaslu ini yang menawarkan enam rute pendakian yang berbeda menuju puncak, dengan jumlah yang sama equalnya dengan variasi kemungkinannya.

Nanga Parbat 8.125 m
Gunung kesembilan tertinggi didunia ini berada di wilayah Punjab Himalaya Pakistan, dengan ketinggian 8.125 m dari permukaan laut dan pada posisi 35º 14’ LU dan 74º 35’ BT. Pertama kali didaki oleh gabungan ekpedisi Jerman dan Austria yang dipimpin oleh H. Buhl pada tanggal 3 July 1953. Gunung ini menawarkan delapan rute pendakian yang berbeda dengan beberapa variasi dan kemungkinan baru. Nanga Parbat menurut literatur berarti “Naked Mountain”.

Annapurna I 8.091 m
Gunung kesepuluh tertinggi didunia Annapurna I. Gunung berada di pegunungan Himalaya Nepal dengan ketinggian 8.091 m dari permukaan laut pada posisi 28º 36’ LU dan 83º 49’ BT, juga diantara dua Sungai Himalaya yaitu sungai Kali Gandaki dan sungai Marsyangdi. Gunung ini pertama kali didaki oleh ekpedisi perancis yang dipimpin oleh M. Herzog dan L. Lachenal. Gunung ini merupakan gunung favorit bagi para pendaki gunung yang menyukai medan berat. Seluruh rute pendakian di Annapurna sangat curam dan susah, tapi itu tidak pernah menyurutkan hasrat pendaki untuk menjamah puncaknya.

Broad Peak 8.047 mGunung ini juga dikenal dengan nama Falchen Kangri dengan ketinggian 8.047 m dari permukaan laut menempatkannya sebagai gunung kesebelas tertinggi didunia. Gunung ini berada di wilayah pegunungan Karakoram Pakistan serta Cina pada posisi 35º 48’ LU dan 76º 34’ BT. Pertama kali didaki oleh tim ekspedisi Austria yaitu M. Schmuck, F. Wintersteller, K. Diemberger dan H. Buhl pada tanggal 9 Juni 1957. Gunung ini menawarkan kesempatan untuk mengexplore rute pendakian baru pada para pendaki yang menyukai tantangan karena gunung ini belum sepenuhnya telah di explorasi.
Shishapangma 8.012 mGunung ini adalah nomer dua belas tertinggi didunia dengan ketinggian 8.012 m dari permukaan laut. Gunung ini juga dikenal dengan nama Xixabangma di Tibet dan di Nepal dikenal dengan sebutan Goshainthan. Terbentang di pegunungan Himalaya Tibet pada posisi 27º 42’ LU dan 85º 49’ BT. Pertama kali didaki oleh sebuah tim ekspedisi Cina yang dipimpin oleh Hsu Ching pada tanggal 2 may 1964, gunung ini baru hanya bisa diakses oleh orang luar pada tahun 1980, dan megingat gunung ini termasuk yang termudah didaki untuk gunung diatas delapan ribuan, membuatnya terus menarik minat pendaki untuk mendakinya.

Everest Bukan Gunung Tertinggi di Dunia?

Hampir semua orang tahu bahwa gunung Everest merupakan gunung tertinggi di planet Bumi. Pendaki dari seluruh penjuru dunia berlomba-lomba mendaki Everest untuk meraih gelar ‘Penakluk puncak tertinggi di dunia’ yang sangat prestisius.

Seperti diketahui, puncak gunung Everest berada di ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut. Tingginya daratan di pucuk itu membuat gunung Everest mendapat predikat sebagai gunung dengan ketinggian nomor satu.

Meski demikian, tahukah Anda sebenarnya gunung Everest bukanlah gunung yang paling tinggi di Bumi?

Mauna Kea, gunung yang berada di kepulauan Hawaii, Amerika Serikat memiliki ketinggian 4.205 meter di atas permukaan laut. Puncak gunung ini jauh lebih rendah dari gunung Everest.

Akan tetapi, Mauna Kea sebenarnya merupakan gunung yang kakinya dimulai dari dasar laut. Dan jika diukur dari kaki gunung, secara total, tinggi Mauna Kea lebih dari 10 ribu meter. Bandingkan dengan gunung Everest yang hanya 8.848 meter dari kaki ke puncaknya.

Gunung Mauna Kea memiliki volume sebesar 3.200 kilometer kubik. Ukurannya yang sangat besar ini membuat gunung di sebelahnya, yakni Mauna Loa menekan dasar laut di bawahnya hingga 6 kilometer.

Mauna Kea juga terus turun dan semakin rata karena beban yang ia tanggung. Adapun rata-rata penurunan ketinggian gunung ini mencapai 0,2 milimeter per tahun. Adapun sebagian besar massa gunung tersebut berada di puncaknya.

Saat ini, puncak tertinggi Mauna Kea yang 4.205 meter di atas permukaan laut hanya berselisih sekitar 35 meter dibanding puncak gunung sebelah, Mauna Loa yang tingginya 4.169 meter dari atas permukaan laut.

Pohon Tidak Sekedar Melestarikan Lingkungan

Penulis : Ir. Fadmin Prihatin Malau
Banyak yang tidak mengetahui Hari Pohon se-Dunia, 21 November. Gaungnya tidak begitu besar sehingga banyak masyarakat yang tidak peduli dengan Hari Pohon se-Dunia. Bila bicara pohon selalu identik dengan melestarikan lingkungan, dikaitkan dengan bumi yang semakin panas, pemanasan global dan lainnya.
Memang tujuan dari memperingati Hari Pohon se-Dunia adalah mengajak umat manusia untuk melestarikan lingkungan. Sebab dunia kini semakin renta, rapuh dan bakal hancur akibat semakin banyaknya polusi dari kendaraan bermotor, hutan ditebangi, lapisan ozon menipis karena efek rumah kaca. Semua itu membahayakan kehidupan manusia di dunia ini.
Memperingati Hari Pohon se-Dunia mengajak untuk berbuat satu langkah konkrit yang bisa dilakukan oleh semua orang yakni menanam pohon. Ada permintaan bila tidak bisa (mau) menanam pohon, ya merawat pohon yang ada. Bila tidak bisa (mau) merawat pohon yang ada. Jangan merusak pohon yang ada.
Begitulah makna Hari Pohon se-Dunia yang diperingati umat manusia. Tujuannya bumi ini tetap lestari. Manusia takut bila bumi ini hancur, kemana lagi mau pergi. Kini muncul rumor yang mengatakan dunia akan kiamat 2012 dengan alasan berbagai bencana alam terus terjadi di muka bumi ini.
Bermakna Universal
Pohon memiliki makna universal dan pada setiap suku bangsa memiliki arti tersendiri meskipun secara universal kehadiran pohon sebagai pelestari lingkungan. Indonesia berada di daerah tropis maka berbagai jenis pohon-pohonan tumbuh subur, berbagai macam tumbuh-tumbuhan, berbagai jenis binatang-binatang. Flora dan fauna Indonesia sangat kaya dan sumber daya alam berlimpah-limpah. Nyamannya hidup di khatulistiwa.
Kehadiran pohon bagi bangsa Indonesia memiliki arti penting, bukan sekedar untuk melestarikan lingkungan. Hampir di semua daerah di Indonesia, kehadiran pohon memiliki arti tersendiri. Pohon masih dianggap sesuatu yang sakral bahkan banyak masyarakat yang mengkeramatkannya. Artinya pohon keramat yang tidak bisa diganggu begitu saja.
Kepercayaan kepada kekuatan yang dimiliki pohon masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berbeda-beda pada setiap suku bangsa. Suku Baduy misalnya pohon sesuatu yang memiliki kekuatan gaib maka tidak boleh menebang pohon. Suku Dayak di Kepulauan Riau pohon adalah bagian dari alam yang menyatu sehingga tidak boleh ditebang sembarangan.
Selesaikan Perkara
Pohon memang memiliki arti bagi setiap suku bangsa di Indonesia, tidak terkecuali bagi suku bangsa Batak Toba. Bagi masyarakat Batak Toba kehadiran pohon bukan sekedar melestarikan lingkungan, memiliki kekuatan mistik tetapi pohon adalah tempat menyelesaikan perkara.
Jenis pohon itu adalah Hariara yang banyak tumbuh di desa-desa Tapanuli. Pohonnya sangat rimbun maka aneka burung-burung hinggap di pohon itu. Pohon Hariara menghasilkan buah yang manis dan menjadi bahan makanan bagi burung-burung yang hinggap di dahan-dahan dan ranting-ranting pohon itu. Bukan saja burung yang memakan buahnya tetapi hewan-hewan yang berada di bawahnya juga memakan buah yang jatuh dari pohon itu.
Boleh jadi karena pohon Hariara rimbun selalu dianggap ada yang menunggunya. Begitu rimbunnya maka di bawahnya banyak orang dapat berlindung, berteduh, termasuk berbagai jenis hewan peliharaan masyarakat.
Biasanya pohon Hariara memiliki multi fungsi, mulai dari melestarikan lingkungan juga digunakan sebagai tempat berkumpul bagi masyarakat desa. Masyarakat desa berkumpul di bawah pohon Hariara itu untuk membahas setiap permasalahan yang muncul di masyarakat.
Menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba setiap permasalahan yang timbul di masyarakat bila dibahas di bawah pohon Hariara maka permasalahan itu segera tuntas.
Beranjak dari kepercayaan itu maka semua pengetua adat, tokoh masyarakat, maupun orang-orang yang dituakan di kampung itu akan berkumpul di bawah pohon Hariara. Biasanya orang-orang desa yang berkumpul di bawah pohon Hariara itu akan menghormati setiap keputusan yang diambil dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pengambilan keputusan di bawah pohon Hariara ini berlangsung sejak nenek-moyang suku bangsa Batak Toba dan waktu itu dinamakan di bawah pohon Hariara itu sebagai daerah partungkoan. Dahulunya merupakan tempat raja-raja bius, tokoh adat, tokoh masyarakat dan orang yang dituakan di kampung itu untuk berkumpul membahas maupun menyelesaikan perkara yang timbul di masyarakat.
Hebatnya lagi, setiap orang yang melintas di seputaran pohon Hariara itu selalu berlaku sopan, tidak berani bicara kasar, kotor, memaki karena takut akan mendapat bala. Pohon Hariara dikeramatkan sehingga sesuatu keputusan yang diputuskan dibawah pohon Hariara sesuatu yang keramat, sakral maka keputusan itu harus dilaksanakan.
Sampai kini masih banyak masyarakat Batak Toba yang menilai pohon Hariara memiliki makna sakral, dikeramatkan dan tidak heran gedung-gedung pertemuan pada masyarakat masyarakat Batak Toba sekarang ini disebut dengan partungkoan.
Pohon Hariara di Tapanuli dan banyak pohon-pohon lain di daerah lain di Indonesia ini memiliki cerita sendiri dan bukan sekadar untuk melestarikan lingkungan. Memiliki multifungsi dala kehidupan masyarakatnya.
Wajar jika Hari Pohon se-Dunia masyarakat dunia memperingatinya dengan berbagai macam cara, sesuai dengan cara pandang memaknai kehadiran sebuah pohon, berjuta pohon dalam hidup kehidupan mereka meskipun secara universal diakui pohon adalah wahana untuk melestarikan lingkungan.
Sumber : Analisa Daily

Danau cantik dari Bencana

Tak lengkap rasanya jika Anda berkunjung ke Sumatera Utara tidak mampir sejenak ke Danau Toba, danau vulkanik yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Pesona eksotisnya berupa hamparan danau luas laksana lautan dengan pepohonan rindang dan perbukitan yang menawan. Danau ini berukuran 1700 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 450 meter dan terletak 906 meter di atas permukaan laut, di tengah danau terdapat Pulau Samosir yang tak kalah menariknya menjadi objek kunjungan wisata.
Dalam kunjungannya pada 1996, Pangeran Bernard dari Belanda bahkan menyatakan kekagumannya pada panorama indah danau ini. “Juallah nama saya untuk danau ini. Saya tak dapat melukiskan betapa indahnya Danau Toba,” katanya antusias.
Ada tujuh kabupaten di sekeliling danau, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama alam indah dan menjadi lokasi tujuan wisata. Umumnya wisatawan menikmati keelokan Danau Toba dari Parapat di Simalungun dan Tuktuk Siadong di Pulau Samosir.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73 ribu-75 ribu tahun lalu dan merupakan letusan super volcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama dua minggu.
Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan, pada beberapa spesies, juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Ketika menikmati keindahan danau ini, Anda mungkin tak membayangkan bahwa pesona yang terjadi berasal dari bencana dahsyat letusan gunung berapi yang mendatangkan ketakutan dan kengerian ketika itu.
Perjalanan darat ke Danau Toba, tepatnya ke Parapat, memakan waktu empat sampai lima jam dari Medan. Tersedia bus atau travel yang langsung menuju Parapat. Rutenya melewati Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, dan belok ke arah Pematang Siantar. Sepanjang perjalanan, kita disuguhi panorama perkebunan kelapa sawit dan karet.
Apabila menggunakan kereta api, dari Medan pilih rute menuju Pematang Siantar. Dari sini perjalanan dilanjutkan menggunakan bus ke Parapat. Waktu tempuhnya satu jam.
Untuk tempat menginap dan tinggal lebih lama menikmati keindahan Danau Toba, tersedia banyak hotel dan penginapan. Di Parapat, sedikitnya ada 900 kamar hotel berbagai jenis, mulai dari bintang empat hingga homestay, di Tuktuk juga tak berbeda. Baik di Parapat maupun Tuktuk, wisatawan dapat langsung menikmati danau dari pinggirannya. Tarif hotel di Tuktuk dan Parapat bervariasi, sesuai tipikal turis yang datang. Mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu per malam tergantung tipe hotel.
Sebuah perusahaan travel bahkan menawarkan menikmati keindahan Danau Toba dari udara, yakni menggunakan paralayang. Setiap wisatawan diberi kesempatan terbang menggunakan paralayang dari kawasan pegunungan Tongging, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Bagi para wisatawan yang ingin mencoba paralayang akan ditemani seorang instruktur berpengalaman, namun tentunya penentuan bisa terbang atau tidak tergantung pada kondisi cuaca dan angin.
Tidak hanya itu, menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam bisa Anda nikmati dari pesisir danau. Dari dataran tinggi Karo di sebelah utara, keelokan danau terlihat memanjang dipandang dari Sikodonkodon. Namun, hanya ada satu resor di sini. Di sisi barat, pemandangan danau dan Pulau Samosir dapat dengan sempurna disaksikan dari Tele. Ada gardu pandang di ketinggian sekitar 1.000 meter dari permukaan laut untuk menikmati senja di Danau Toba.

Manfaat Air Dalam Kehidupan

Seluruh makhluk hidup yang ada di bumi pasti menbutuhkan air. Air bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan. Banyak manfaat yang diberikan air untuk makhluk hidup. Di sini akan dijelaskan fungsi-fungsi penting air dalam kehidupan.

Air Bekerja Dengan Ajaib
Bila Anda minum banyak air bersih dan jernih, maka hal tersebut akan memacu peningkatan kesehatan Anda, di mana para peneliti menemukan bahwa, makin hari makin banyak keuntungan dengan minum air dalam jumlah yang cukup bagi kesehatan, termasuk:
Pencernaan dan metabolisme yang lebih baik
Minum air dalam jumlah yang cukup menjadikan baik pencernaan maupun metabolisme dapat bekerja pada kapasitas maksimalnya. Faktanya, penelitian terbaru dari University of Utah menyatakan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan menurunnya metabolisme.

Memperbaiki kemampuan dan daya tahan tubuh
Anda akan mampu bekerja lebih keras/berat bila mendapatkan air yang cukup. Sebagai tambahan, air dapat memperkuat daya tahan tubuh Anda. Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat Anda bekerja.

Tahan laparRasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa haus. Sewaktu anda mengalami dehidrasi (kekurangan air) Anda mungkin merasa ingin makan padahal yang Anda butuhkan sebenarnya adalah air. Anda juga dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk
mencegah makan berlebihan.

Mengurangi resiko terhadap beberapa macam penyakit
Para peneliti saat ini meyakini bahwa cairan atau tepatnya air dapat berperan aktif dalam mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit seperti: batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kandung kemih, dan kanker usus besar (colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit.

Senjata ampuh melawan masuk angin atau pilek
Antibodi dalam lendir yang melapisi kerongkongan berfungsi untuk menjerat virus pilek. Daya tahan ini akan melemah apabila Anda dehidrasi (kekurangan air) karena akan menyebabkan lendir mengering. Sebagai catatan banyak ahli kesehatan merekomendasikan air sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk.

Pelembab wajah paling ampuh
Dengan minum banyak air membantu kulit Anda tetap kenyal dan kencang serta mengurangi garis-garis dan kerut pada wajah.
Menangkal rasa letih akibat melakukan perjalanan
Udara panas dapat menyebabkan Anda dehidrasi dan akan menimbulkan rasa letih pada saat dan setelah perjalanan. Minumlah banyak air sebelum melakukan perjalanan dan satu gelas tiap jam perjalanan Anda.

Mengatasi migrain/sakit kepala
Para peneliti menyatakan bahwa dehidrasi dapat mengakibatkan migrain/sakit kepala, jadi bila Anda sering mengalami migrain adalah sangat penting untuk minum air dalam jumlah yang cukup.
Sedangkan Fungsi Air yang utama adalah :
1. Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusa
2. Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan
3. Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita
4. Katalisator dalam metabolisme tubuh
5. Pelumas bagi sendi-sendi
6. Menstabilkan suhu tubuh
7. Meredam benturan bagi organ vital

Dengan menggunakan air secukupnya khususnya minum, tubuh kita akan selalu segar dan kesehatan tetap terjaga.

Goa Jepang Di Kaki Gunung Sadu

Di Bandung bagian utara—Perbukitan Dago Pakar—terdapat  Goa Jepang untuk benteng pertahanan militer, gudang amunisi, dan pos pengintai guna melihat gerak-gerik musuh. Begitu pula di wilayah Bandung Selatan tepatnya di Kecamatan Soreang Desa Karamat Mulya daerah Gunung Sadu juga terdapat saksi bisu peninggalan invasi Militer Jepang berupa goa.

Goa tersebut berada di seputar gunung yang digunakan Jepang tahun 1942, fungsinya untuk mencegat, merebut, dan menguasai jalur distribusi pangan Kolonial Belanda dari Bandung Selatan, pos militer, dan benteng pertahanan serta penyergapan musuh yang melintasi sekitar jalan utama Soreang. Lebih lanjut tulisan ini ingin sedikit mengurai mengapa ada Goa Jepang di Gunung Sadu. Untuk mengetahui hal itu terlebih dahulu saya uraikan kondisi geografis wilayah tersebut.
                                                                                                                                               
Sekelumit Wilayah Geografis
Gunung Sadu di Desa Karamat Mulia berada di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Wilayah yang termasuk Bandung Selatan ini berjarak ±20 Km dari Kota Bandung. Desa ini dapat dicapai menggunakan angkutan kota di Terminal Leuwi Panjang dengan trayek Bandung - Soreang atau Bandung – Ciwidey. Jika menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor dari Kota Bandung hanya membutuhkan waktu tempuh sekira 1 jam 20 menit. Kecamatan Soreang merupakan daerah yang berada diketinggian 732 dpl sampai 895 dpl dengan suhu harian rata-rata berkisar antara 22° C sampai 30° C (Monografi Kec. Soreang, 2005). Suhu wilayah yang relatif sejuk tersebut membuat wilayah ini cocok untuk menanam padi, buah-buah dan sayur-sayuran. Namun tetap komoditi utama daerah ini ialah padi dengan luas lahan sekira 115 ha atau sekira 54,8% dari total luas wilayahnya. Sawah di desa ini ditanami tiga kali setahun dengan pasokan air dari Sungai Cibeurem yang melintas daerah ini.
Perbukitan Sadu yang mengelilingi desa Karamat Mulya berbatasan dengan Desa Pamekaran di utara, Desa Soreang di sebelah timur, Desa Sadu di sebelah barat, Desa Sukajadi di sebeah barat daya, Desa Sukanagara di selatan, dan Desa Panyirapan di tenggara (Aryo, 2005). Wilayah perbukitan ini dapat ditempuh dari alun-alun Kecamatan Soreang menggunakan kendaraan bermotor sekira 12 menit. Jalan beraspal yang mulus  memudahkan  seseorang untuk mencapai  wilayah Gunung Sadu.

Desa ini secara geografis juga dekat dengan Kota Bandung di sebelah utara dan Ciwidey di sebelah selatan. Daerah ini dieksploitasi secara masif memasuki jaman Kolonial Belanda dengan aturan preangerstelsel padapertengahan abad ke-19. Hal tersebut membuat wilayah Bandung Selatan ini dijadikan tempat menanam komoditi seperti: kina, teh, kopi, dan cengkeh. Oleh karena itu infrastruktur berupa jalan dan jalur kereta api dibangun untuk mempercepat pengangkutan hasil komoditi ini ke pelbagai daerah. Ingleson (2004) mengungkap bahwa pembukaan jalan-jalan yang tertutup dan lebih penting lagi, sistem kereta api—sejak tahun 1860-an—telah membawa kota dan desa menjadi lebih dekat dan semakin maju. Pada awal abad ke-20, jaringan kereta api yang berpusat di Surabaya (kota pelabuhan utama di Jawa Timur), Semarang—kota utama pelabuhan di Jawa tengah, dan Bandung (ibu kota Jawa Barat di Wilayah pedalaman) serta di pesisir utara ibukota Batavia, meluaskan jaringannya sampai ke daerah pedalaman.

Di sekitar Bandung sendiri, jalur kereta api menuju Bandung Selatan yang dibangun 1917 selesai pada tahun 1925 yang menghubungkan Kota Bandung dengan perkebunan teh di Ciwidey dengan trayek Cikudapateuh-Dayeuhkolot-Banjaran- Soreang- berakhir di pos Ciwidey (Arsip Nasional Republik Indonesia, 1976: LXIX-LXX). Namun, jalur tersebut tidak beroprasi lagi sejak 1970-an karena jalur transportasi lebih difokuskan untuk sarana jalan raya. Desa Karamat Mulya merupakan salah satu tempat perlintasan rel kereta api menuju Ciwidey, sampai saat ini masih terlihat jelas berupa sisa rel kereta api di sepanjang rumah penduduk dan tanah gundukan.
Akibat pembukan lahan, wilayah permukiman, dan perluasan komoditi ini membuat Bandung Selatan termasuk Soreang menjadi salah satu daerah pemasok hasil bumi untuk kepentingan Kolonial Belanda. Komoditi pertanian dan perkebunan semakin menjadi komersial sejak preangerstelsel dihapus kemudian diganti dengan Undang-undang Agraria 1871, wilayah Priangan dan khususnya Bandung Selatan kian berkembang. Peristiwa tersebut sebenarnya menandai secara kongkret kapitalisasi perekonomian perdesaan di segala lini. Kalau menggunakan istilah Ricklefs dengan “periode liberal” yang membuka ruang bagi perusahaan swasta asing yang ingin menanamkan modal di Indonesia—terutama wilayah Jawa dan Sumatera (Rickfles, 2005: 190).

Maka pernyataan Antlöv juga menyiratkan bahwa sejak jaman Preangerstelsel pun wilayah tersebut sudah banyak mengalami perubahan dan pada dekade awal abad ke-20 Bandung menjadi salah satu wilayah ekonomi yang tumbuh pesat di Hindia Belanda. Perkebunan, perdagangan, pelbagai aktivitas ekonomi kota dan proyek-proyek pengembangan infrastruktur membuka banyak lapangan kerja. Antara 1890-1920 Bandung dan distrik-distrik di sekitarnya mengalami pertumbuhan penduduk 10% per tahun (Antlöv, 2003).
Bandung Selatan termasuk Soreang pun terkena dampak kebijakan pemerintah kolonial guna menjalankan program instensifikasi pertanian dan perkebunan. Infrastruktur seperti: irigasi, sarana transportasi, jalan raya, dan kerata api dibangun untuk mengeruk keuntungan dari wilayah Bandung Selatan ini. Lalu pemerintah kolonial menerapkan sistem administratif untuk mengatur penduduk dalam sebuah wilayah yang dinamakan desa (Lombard, 2005). Dengan sistem pengorganisasian wilayah, penduduk, dan aturan untuk meningkatkan produksi perkebunan dan pertanian maka wilayah Bandung selatan semakin penting menyediakan hasil bumi yang besar untuk pasokan kebutuhan Hindia-Belanda dan ekspor.
Mengapa Goa Jepang Ada Di Sana?
Ketika saya sampai di Desa Karamat Mulya ditempat Pa Ac (70 th)—informan— yang merupakan penduduk asli setempat, saya langsung menuju Gunung Sadu. Pukul 11.12 WIB saya berjalan ditemani oleh kawan bernama Pt yang telah selesai melakukan riset tentang sumber daya air di desa ini. Kami menyusuri jalan desa yang di sebelah kiri atau kananya terdapat rumah penduduk. Permukiman penduduk tersebut memiliki pola cluster dan menyebar mengikuti kontur perbukitan. Sebenarnya Desa Karamat Mulya ini muncul baru sekira tahun 1980-an. Desa yang telah lama ada—sekira1920-an—yaitu desa Sukanagara di sebelah selatan bagian samping wilayah Gunung Sadu. Perjalanan menuju gunung tidaklah sulit, karena jalan di dalam desa telah diaspal sejauh 520 meter dan sisanya jalan setapak menuju perbukitan sekira 450 meter.

Menurut informasi beberapa penduduk desa, terdapat tiga sampai enam goa Jepang di Gunung Sadu ini. Menapaki jalan yang menanjak dan lama-kelamaan menjadi jalan setapak akhirnya sampai juga di kaki Gunung Sadu. Awalnya goa hampir tidak ditemukan karena pintu masuk telah tertutup oleh tinggi dan rimbunnya pohon bambu. Namun setelah mencari dengan menyisiri kaki gunung akhirnya ditemukan juga satu goa. Bagian menuju mulut goa ini berundak dengan ruang bagian depan yang menurun mencapai kedalaman dua meter. Separuh mulut goa tertutup oleh undakan tanah basah yang kemungkinan merupakan timbunan tanah longsor akibat hujan yang terus-menerus.

Kondisi lembab dan dingin pun menyertai jika berada di dalam goa ini. Mulut goa tersebut memiliki tinggi sekira 1 meter, sementara itu bagian dalam goa memiliki ketinggian sekira 3,5 meter dengan panjang goa ±15 meter dan lebar sekira 7 meter. Kondisi goa di lantai bawahnya terlihat agak berlumpur dan basah. Kondisi goa juga memprihatinkan karena ditemukan sampah plastik dan kaleng minuman didalamnya. Bagian atas goa juga mengeluarkan rembesan air yang berasal dari tanah di atasnya sehingga, bagian goa paling tengah dan dalam terendam sekira 15 cm². Berbeda dengan goa di Dago Pakar yang melingkar dan menyatu, goa di Gunung Sadu ini tidak terintegrasi dengan goa lainnya (menyambung) karena satu goa hanya terdapat satu ruangan.

Posisi goa di bagian lain yang telah tertutup mengindikasikan bahwa antargoa dibuat terpencar satu sama lain namun tetap mengikuti pola gunung yang menghadap ke jalan raya, sawah, dan perlintasan kereta api. Kemungkinan Tentara Jepang membuat goa satu per satu karena kendala kontur tanah yang kemiringannya cukup tajam. Di samping itu karena kondisi tanah yang basah, kurang memungkinkan untuk membuat goa dengan pola menyambung satu sama lain. Kelebihan posisi goa ini ditutupi oleh rimbunya pohon bambu dan tanaman liar gunung lainnya sehingga, relatif aman sebagai pos militer.
Penelusuran goa lainnya berdasarkan informasi penduduk setempat gagal ditemukan. Pasalnya goa telah tertutup tanah longsor dan sengaja ditutup oleh penduduk setempat. Aneh juga memang kalau sebuah peninggalan sejarah ditutup oleh penduduk setempat. Namun setelah dicek ternyata goa tersebut ditutup dengan alasan karena kerap kali digunakan pemuda setempat untuk mabuk-mabukan dan berbuat mesum. Ketika banyak warga desa yang mengetahui itu—terutama orang tua—mereka berbondong-bondong menutup goa tersebut agar tidak dapat dipergunakan untuk berbuat maksiat lagi.

Goa yang tersisa hanya satu yang ditemukan letaknya tidak jauh dari kaki gunung. Karena posisi goa lainnya sengaja ditimbun penduduk atau longsor maka bentuk goa lain tidak diketahui secara pasti mengenai panjang, lebar, dan tingginya berapa. Hujan yang terjadi setiap saat di gunung ini juga turut mempercepat tumbuhnya tanaman liar (seperti pohon bambu) yang menutupi mulut goa sehingga menyulitkan pencarian goa. Meski demikian, sisa goa yang hanya satu ini membuktikan bahwa Militer Jepang menjadikan Soreang (Gunung Sadu) sebagai salah satu tempat penting dalam invasinya di wilayah Priangan.
Letak Desa Karamat Mulya yang begitu strategis seperti ”jalur sutra”, membuat pihak Jepang membangun goa di sekitar wilayah ini. Sawah dan perkebunan yang menghampar di sepanjang wilayah ini menjadi salah satu sumber pasokan makanan Militer Jepang untuk perang di kawasan Asia-Pasifik. Lalu secara spesifik mengapa terdapat goa di tempat ini? Menurut saya beberapa alasan yang dapat dikemukaan antara lain: pertama, jalur di tempat ini penting untuk dikuasai militer sebab sebagai tempat produksi hasil bumi bagi Kolonial Belanda (sekutu). Kedua, Gunung Sadu merupakan lokasi pengintaian yang baik di bagain tengah wilayah selatan karena dilalui jalur kereta api dan perlintasan jalan raya yang menghubungkan antar Bandung Selatan (Ciwidey) dan Bandung Utara (Kota Bandung, lalu menuju Lembang). Dan Ketiga wilayah ini relatif banyak terdapat penduduk yang dapat dimanfaatkan tenaganya (menjadi romusa) untuk membuat infrastruktur bagi kepentingan Militer Jepang (seperti Goa dan pembukaan jalan baru).

Pertimbangan tersebut membuat keberadaan goa tersebut menjadi semacam pos penyergapan untuk merampas hasil bumi, menguasai jalur distribusi pertanian serta perkebunan, dan sebagai salah satu daerah penyedia ”sumber daya manusia”. Penduduk setempat menyebut GoaJepang itu sebagai goa penuh kesengsaraan. Menurut beberapa informan yang mengalami masa itu, peninggalan tersebut merupakan situs sejarah yang paling teringat dimemori pikiran. Mengapa tidak, karena penduduk yang terkena kerja paksa Jepang, menggali lubang bermeter-meter siang dan malam tanpa kenal lelah. Belum lagi mereka juga harus membuat benteng pertahanan dan jalan guna membantu melancarkan aksi perang Tentara Dai Nippon. Makan pun kurang, kerap kali malah tidak ada dengan waktu istirahat sebentar serta siksaan fisik berat karen fasilitas hidup yang minim. Goa tersebut merupakan salah satu ”cinderamata” paling pahit yang diterima Bangsa Indonesia selama invasi Jepang. Sungguh derita yang paling tak terperi dan sulit dibayangkan sepanjang masa.

Goa Yang Terabaikan
Tidak seperti Goa Jepang yang terdapat di Perbukitan Dago Pakar dan Gunung Kunci di Sumedang yang dijadikan tempat wisata, goa di Gunung Sadu tidak mendapat perhatian sama sekali dari pemerintah setempat. Paragraf sebelumnya menggambarkan bahwa goa itu sekarang hampir punah karena tidak ada pihak manapun yang peduli dengan situs tersebut. Apalagi menjadikan tempat tersebut sebagai situs bersejarah yang dilindungi dan dipelihara oleh pemerintah setempat. Goa tersebut dibiarkan hilang mengikuti perubahan jaman dan terkikis oleh proses alam. Seolah kita tidak berusaha diingatkan kembali oleh hikmah sejarah yang dapat dipetik dari keberadaan goa tersebut.
Maka tidak aneh sebenarnya banyak orang yang berada di dalam dan luar daerah lain tidak mengetahui situs tersebut. Padahal jika ada keinginan serius dari pemerintah setempat, goa tersebut dapat dijadikan tempat wisata sejarah di wilayah Bandung Selatan. Namun apa daya, melestarikan situs bersejarah dipadang tidak penting sebagai salah satu sumber pengetahuan yang mesti diketahui serta dipelajari oleh generasi selanjutnya.
Copyright © Sang Alam